Saturday 23 July 2011

10 Tips Keharmonian Pasangan Suami-Isteri

10 Tips Keharmonian Pasangan Suami-Isteri



by Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah on Saturday, 23 July 2011 at 18:39

SIAPA PUN yang telah mengikatkan diri dalam tali pernikahan tentunya menginginkan hubungan rumah tangga yang harmoni. Maka yang harus difikirkan pertama kali adalah bagaimana melakukan harmoni hubungan suami-isteri. Menjaga keharmonian pasangan suami-isteri tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tapi memerlukan usaha dan pengorbanan.

Berikut ini adalah sepuluh tips mewujudkan keharmonian pasangan, sebagaimana ditulis Wafaa‘ Muhammad, dalam kitabnya Kaifa Tushbihina Zaujah Rumansiyyah:

1. Berupaya saling mengenal dan memahami
Perbezaan lingkungan dan keadaan tempat suami atau isteri membesar sangat berpengaruh dalam pembentukan ragam selera, perilaku, dan sikap yang berlainan pada setiap pihak dari yang lain. Hal itu merupakan kewajiban setiap pasutri untuk memahami keadaan ini dan berusaha mengetahui serta mengenal pihak lain yang menjadi pasangan hidupnya. Mereka juga harus mengetahui semua hal yang berkaitan dengan situasi kehidupan yang mempengaruhi, sehingga dapat maju ke depan dan mewujudkan keharmonian.

2. Perasaan timbal-balik
Suami dan isteri adalah partner dalam satu kehidupan yang diikatkan dalam tali pernikahan; satu ikatan suci yang mempertemukan keduanya. Apa yang perlu, keduanya harus berkongsi suka-duka; berkongsi kesedihan dan kegembiraan bersama. Keduanya saling memerlukan untuk membawa satu cita-cita luhur yaitu mewujudkan sebuah kehidupan berdasarkan aturan Allah dan Rasul-Nya. Untuk memupuk kasih sayang di masing-masing pihak, suami memerlukankan cinta isteri, dan isteri pun memerlukan cinta suami.
…Suami dan isteri harus berkongsi suka-duka, berkongsi kesedihan dan kegembiraan bersama…
3. Setiap pihak harus hormat
Ketika suami atau isteri memasuki rumahnya, maka dia layak mendapatkan penghormatan dari pasangannya. Hal itu bertujuan untuk menjaga harkat dan mengangkat hubungan, sehingga masing-masing merasa nyaman untuk membangun rumah tangga harmoni. Dalam hal ini, sudah menjadi kewajipan pasangan untuk mencari point-point positif yang dimiliki masing-masing untuk digunakan sebagai guard line untuk saling menghormati.

4. Berusaha menyenangkan pasangannya
Dalam kehidupan keluarga, bahkan dalam kehidupan sosial secara general, jika seseorang berusaha mengutamakan orang lain dari dirinya sendiri, maka bererti dia telah menanam benih-benih cinta dan kedekatan kepada semua orang di sekelilingnya.
Dengan demikian, setiap pasangan disarankan untuk senantiasa menyenangkan pasangannya, dan mendahulukan serta mengutamakannya dari dirinya sendiri, demi memperkukuh ikatan cinta kasih di antara keduanya. Ini kerana, ketika suami melihat isteri membaktikan diri untuk menyenangkan dirinya, tentunya dia akan melakukan sesuatu yang bisa membuat senang dan gembira hati isteri. Hal itu dilakukannya untuk membalas kebaikan istrinya, atau setidaknya sebagai pengakuan atas kebaikan tersebut.

5. Mengatasi persoalan bersama
Pernikahan merupakan bentuk hubungan partnership. Partnership yang berdiri di atas landasan kesamaan tujuan, cita-cita, sikap, intuisi dan perasaan, serta kolaborasi dalam memecahkan setiap persoalan. Setiap masalah yang timbul dalam kehidupan suami-isteri, maka masalah itu dilihat sebagai suatu kecemasan kolektif.
…Setiap masalah yang timbul dalam kehidupan suami-istri, harus dipandang sebagai suatu kecemasan kolektif…
Paradigma demikian memerlukan suami agar berusaha bekerja keras dalam rangka memberikan kehidupan mulia bagi isteri dan anak-anaknya. Pun demikian, isteri akan berusaha menjalankan urusan rumah tangga sesuai prosedur yang disepakati bersama. Upaya yang dilakukan oleh suami dan isteri tersebut merupakan solusi untuk memecahkan masalah bersama. Pun demikian, baik suami mahupun isteri tidak perlu menyembunyikan problemnya, bahkan diperlukan kejujuran dan saling mempercayai demi menumbuhkan benih-benih kepercayaan dan saling pengertian, sehingga mudah menemukan solusi.


6. Sikap qana’ah
Di antara tanda keharmonian cinta pasangan adalah sikap merasa puas dengan yang ada (qana’ah); merasa puas dengan prasarana hidup yang tersedia. Kelanjutan sikap manja, kebiasan hidup serba ada, boros dan berfoya-foya pada masa kecil atau remaja termasuk salah satu faktor yang memerlukan pertikaian pasangan. Sikap demikian berlawanan dengan kedewasaan yang menuntut pandangan realistik tentang kehidupan. Hal-hal glamor yang digembar-gemborkan media publikasi sejatinya tidak akan menciptakan kebahagiaan. Karena kebahagiaan sejati memancar dari hati dan jiwa terdalam, bukan bertolak dari aspek-aspek materi.

7. Sikap toleransi kedua belah pihak
Sungguh  sangat tidak logik jika setiap pihak mengharapkan perilaku ideal dari pasangannya dalam hubungan rumah tangga, karena menurut tabiatnya, manusia kadang salah dan benar. Suami atau isteri kadang lupa dan khilaf sehingga kerap mengulangi kesalahan serta kekeliruannya. Dia mungkin melakukan kesalahan karena ketidaktahuan, dan mengulanginya tanpa disadarinya. Jika setiap pihak berkeinginan untuk menghukum, menghakimi, atau membalas dendam untuk setiap kesalahan yang dilakukan pasangannya, maka berarti dia merosak fondasi keharmonisan rumah tangga.
…Kesalahan tidak perlu diikuti dengan tekanan, cacian, dan intimidasi, terutama jika kesalahan itu tidak berkaitan dengan norma-norma keislaman…
Jika kita mencela segala hal, maka kita tidak akan menemukan sesuatu yang tidak kita cela. Melakukan kesalahan adalah hal lumrah yang hanya memerlukan pelurusan, pengarah, dan petunjuk, yang disertakan dengan sikap penyesalan dan keinginan untuk berubah lebih baik. Kesalahan tidak perlu diikuti dengan tekanan, cacian, dan intimidasi, terutama jika kesalahan itu tidak berkaitan dengan norma-norma keislaman. Yakinlah bahwa seseorang tidak akan kehabisan cara yang sesuai untuk mengoreksi kesalahan dan penyimpangan pasangannya. Jalan terbaik dalam hal ini adalah nasihat yang tenang dan membuat pasangannya merasa bahwa hal itu adalah untuk kebaikan diri dan keluarganya.

8. Berterus-terang
Sikap terus terang, kejujuran, dan keberanian adalah kunci kebahagiaan kehidupan rumah tangga yang tidak mungkin terlepas dari kesalahan. Dalam erti kata, jika Anda melakukan kesalahan, maka yang harus Anda lakukan adalah bergegas meminta maaf, berani mengakuinya, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi di kemudian hari. Sikap tersebut sama sekali tidak berarti menistakan status dan harga diri Anda. Hal itu justru mendorong pihak lain untuk menghormati, mempercayai, dan memaafkan Anda.

9. Kepedulian dan solidaritas
Bagian fragmen terindah kehidupan rumah tangga adalah kepedulian dan solidaritas yang dilakoni suami atau isteri dalam menghadapi kesulitan dengan kesabaran dan perjuangan luar biasa. Tatkala isteri berdiri di samping suaminya, maka suami akan merasa kuat dan penuh percaya diri, begitu juga sebaliknya. Ketika isteri atau suami merasakan bahwa pasangannya merasa kuat dan percaya diri, maka dia akan merasa jiwanya diliputi kedamaian dan ketenteraman. Sisi ini pada kenyataannya merupakan esensi pernikahan dan integrasi batin di antara kedua belah pihak.

10. Kearifan
Kearifan satu sama lain –hingga pada situasi yang paling suram— membantu meletakkan fondasi kukuh keharmonian. Boleh jadi, dikarenakan sebuah kesalahan, suami atau isteri memiliki kemampuan hebat untuk mencelakai pasangannya, hanya saja kearifan mencegahnya melakukan hal itu. Kearifan memperkukuh semangat kesefahaman di antara keduanya. Atau salah satu pasangan mungkin merasa lebih berhak dalam hal tertentu, namun setelah berfikir ulang tentang hal itu, dia tidak lagi mempertahankan pendapatnya yang mungkin menyebabkan pertengkaran.
…masalah silih berganti menghampiri. Maka, kearifan adalah benteng kokoh yang melindungi keluarga dari disharmonisasi…
Ketika dia mundur dengan motif kearifan, maka dia berarti melenyapkan aroma konflik dan perselisihan. Namun jika sikap mau menang sendiri dan superioritas negatif menggantikan posisi kearifan, maka kedamaian dan kemapanan kehidupan rumah tangga akan bergolak. Jika demikian, tak mustahil jika masalah silih berganti menghampiri. Maka, kearifan adalah benteng kukuh yang melindungi keluarga dari kehancuran.

---------
SILAHLAN DI SHARE AGAR SAUDARA KITA YANG LAIN JUGA BISA IKUT BERGABUNG DI HALAMAN KELUARGA SAKINAH INI, RAIH PAHALA MARI PANJANGKAN KEBAIKAN SEBARKAN KEBAIKAN.

No comments:

Post a Comment