Friday, 22 July 2011

Memohon Cinta Allah S.W.T

Memohon Cinta Allah S.W.T


Nabi Daud A.S. merupakan seorang hamba Allah yang sangat rajin beribadah kepada Allah. Hal ini disebutkan langsung oleh Nabi Muhammad S.A.W. Nabi Daud A.S. sangat rajin mendekatkan diri kepada Allah. Beliau sangat rajin memohon kepada Allah agar dirinya dicintai Allah. Beliau sangat mengutamakan cinta Allah lebih daripada mengutamakan dirinya sendiri, keluarganya sendiri dan air dingin yang bisa menghilangkan dahaga musafir dalam perjalanan terik di tengah padang pasir.

Inilah penjelasan Nabi Muhammad S.A.W.  mengenai doa Nabi Daud tersebut, Rasulullah bersabda: “Di antara doa Nabi Daud ’alihis-salaam ialah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.” Dan bila Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengingat Nabi Daud ’alihis-salaam beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah.” (HR Tirmidzi 3412)

Setidaknya terdapat empat hal penting di dalam doa ini. Pertama, Nabi Daud A.S. memohon cinta Allah. Beliau sangat faham bahawa di dunia ini tidak ada cinta yang lebih patut diutamakan dan diharapkan manusia selain daripada cinta yang berasal dari Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Apalah ertinya seseorang hidup di dunia mendapat cinta manusia, bahkan seluruh manusia bilamana Allah tidak mencintainya. Semua cinta yang datang dari segenap manusia itu menjadi sia-sia sebab tidak mendatangkan cinta Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sebaliknya, apalah yang perlu dikhuatirkan seseorang bila Allah mencintainya sementara manusia bahkan seluruh manusia membencinya. Semua kebencian manusia tersebut tidak bermakna sedikitpun karana dirinya memperoleh cinta Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Sebab itulah Nabi Daud A.S. tidak menyebutkan dalam awal doanya harapan akan cinta manusia. Beliau mendahulukan cinta Allah di atas segala-galanya. Beliau sangat menyadari bahwa bila Allah telah mencintai dirinya, maka mudah saja bagi Allah untuk menanamkan cinta ke dalam hati manusia terhadap Nabi Daud A.S. Tetapi bila Allah sudah membenci dirinya apalah gunanya cinta manusia terhadap dirinya. Sebab cinta manusia terhadap dirinya tidak menjamin datangnya cinta Allah kepada Nabi Daud A.S.

Kedua, Nabi Daud A.S. memohon kepada Allah cinta orang-orang yang mencintai Allah. Sesudah mengharapkan cinta Allah lalu Nabi Daud A.S. memohon kepada Allah kasih-sayang dari orang-orang yang mencintai Allah, sebab orang-orang tersebut tentunya adalah orang-orang beriman sejati yang sangat pantas diharapkan cintanya.

Ketiga, Nabi Daud A.S. memohon kepada Allah agar ditunjuki perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan cinta Allah. Setelah memohon cinta Allah kemudian cinta para pencinta Allah, selanjutnya Nabi Daud A.S. memohon kepada Allah agar ditunjuki perbuatan dan amal kebaikan yang mendatangkan cinta Allah. Ia sangat khuatir bila melakukan hal-hal yang mendatangkan murka Allah. Beliau sangat khuatir bila berbuat dengan hanya menyangkakan perasaan bahwa Allah pasti mencintainya bila niat sudah baik padahal kualiti dan pelaksanaan amalnya bermasalah. Maka Nabi Daud A.S. sangat memperhatikan apa saja perkara yang bisa mendatangkan cinta Allah pada dirinya. Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah mencintai Ash-Shobirin (orang-orang yang sabar). Siapakah yang dimaksud dengan Ash-Shobirin? Apa sifat dan perbuatan mereka sehingga menjadi dicintai Allah?

Keempat, Nabi Daud A.S. memohon kepada Allah agar menjadikan cinta Allah sebagai hal yang lebih dia utamakan daripada dirinya sendiri, keluarganya. Kemudian pada bahagian akhir doa ini Nabi Daud A.S. kembali menegaskan betapa beliau sangat peduli dan mengutamakan cinta Allah. Sehingga beliau sampai memohon kepada Allah agar cinta Allah yang ia dambakan itu jangan sampai kalah penting bagi dirinya daripada cinta dirinya terhadap dirinya sendiri, terhadap keluarganya sendiri.

Jadi bahagian terakhir doa Nabi Daud A.S. mengandungi pesan pengorbanan. Rela mengorbankan segalanya, termasuk dirinya sendiri, keluarganya sendiri maupun kesenangan duniawinya asal jangan sampai ia mengorbankan cinta Allah. Ia amat mendambakan cinta Allah. Nabi Daud A.S. sangat faham maksud Allah di dalam Al-Qur’an:

“Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS At-Taubah ayat 24)

No comments:

Post a Comment