Saturday, 29 October 2011

MOHON KEAMPUNAN ALLAH



Keutamaan istighfar (mohon keampunan)

Berfirman Allah azzawajalla:


“Dan mereka pada ketika melakukan keburukan ataupun menganiyai diri, mereka segera mengingati Allah, maka mereka pun meminta keampunan di atas dosa-dosa mereka.” (ali-Imran: 135)

Berfirman Allah lagi:

“Barangsipa yang melakukan kejahatan ataupun menganiayai dirinya, kemudian ia meminta keampunan kepada Allah, niscaya ia akan mendapati Allah Maha Pengampunan dan Maha Mengasihani.”

(an-Nisa’: 110)

Allah berfirman:

“Maka bertasbihlah dengan kepujian terhadap Tuhanmu dan mintalah keampunan, sesungguhnya Ia Maha Pengampunan.” (an-Nasr: 3)

Berfirman Allah lagi:

“Dan orang-orang yang memohon keampunan pada waktu tengah malam.”

(ali-Imran 17)

Allah berfirman:

“Mereka itu sedikit sekali tidur di waktu malam, dan pada waktu tengah malam itu mereka meminta keampunan.” (adz-Dzariat: 17-18)

Rasulullah s.a.w. sendiri sering memperbanyakkan sebutan:

“Maha Suci Engkau, ya Allah, ya Tuhanku! Aku memujiMu. Ya Allah, ya Tuhanku! Ampunilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun Maha Mengasihani.”

Sabda Rasulullah s.a.w. lagi:

“Barangsiapa memperbanyakkan memohon keampunan, niscaya Allah akan menukarkan segala kesulitannya menjadi kelapangan, dan segala kesempitannya diberikan jalan keluar, dan Dia akan memberinya rezeki tanpa terkira banyaknya”.

Berkata Rasulullah s.a.w.:

“Sesungguhnya aku sentiasa memohon keampunan kepada Allah Ta’ala dan bertaubat kepadaNya dalam sehari sebanyak 70 kali.”

Dalam istighfarnya, baginda Rasulullah sentiasa menyebut:

“Ya Allah! Ya Tuhanku! Ampunilah aku terhadap semua dosa yang telah aku lakukan terdahulu dan kemudian yang tersembunyi dan yang terang, dan juga terhadap semua dosa yang Engkau Amat Mengetahui mengenainya. Engkaulah yang terdahulu dan yang terkemudian dan Engkau Berkuasa di atas setiap sesuatu.”

Dari al-Fudhail r.a katanya: Meminta keampunan tanpa berhenti dan membuat dosa adalah taubatnya para pendusta. Dan dari Rabi’ah al-Adawiah pula, katanya: Permohonan keampunan yang kami lakukan memerlukan kepada permohonan keampunan yang lebih banyak.

Adapun tentang wirid-wirid di pagi hari dan petangnya juga sesudah setiap sembahyang dan di waktu tengah malam, kami telah menyediakan bab yang tersendiri mengenainya. Bagi orang yang ingin mempelajarinya sila rujuk bab tersebut.

Dosa Wanita

Maka Rasullullah telah bersabda setelah pulangnya baginda dari Isra' dan Mi'raj tentang perempuan yang dilihat menerima balasan perbuatan di dunia.


Perempuan yang tergantung dengan rambutnya dan mendidih otak kepalanya; maka bahawa sesungguhnya ia tiada mahu menutup rambutnya daripada lelaki yang haram memandang dia.

Perempuan yang tergantung dengan lidahnya dan api neraka yang sangat panas dituangkan ke dalam lehernya; maka bahawa sesungguhnya ia menyakiti suaminya.


Perempuan yang tergantung dengan dua susunya dan buah zaqqum itu dituangkan masuk ke dalam lehernya; maka sesungguhnya ia memberikan air susu suaminya kepada bayi yang lain tanpa izin suaminya.

Perempuan yang yang tergantung dengan dua kakinya di dalam kerongkongan api neraka itu; maka bahawa sesungguhnya ia keluar rumah tanpa izin daripada suaminya.

Perempuan yang tergantung dan memakan ia akan tubuhnya dan api neraka dinyala-nyalakan daripada pihak bawahnya; maka bahawa sesungguhnya ia memperhiasi tubuhnya kerana orang lain dan tiada memperhiasi bagi suaminya.

Perempuan yang tergantung lagi menambat oleh segala malaikat akan dua kakinya kepada dua susunya dan ditambatkan dua susunya kepada ubun-ubunnya dan dijadikan atas badannya itu beberapa ekor ular dan kala hak keadaannya memakan ia(ular dan kala) akan dagingnya dan meminum ia akan darahnya; bahawa sesungguhnya ia di dalam dunia tidak bersuci badannya dan tidak mandi junub dan haid dan daripada nifas dan meringan-ringankan solat.

Perempuan yang tergantung hal keadaannya buta dan tuli dan kelu yang di dalam kerongkongan api neraka; maka bahawa sesungguhnya ia mendatangkan daripada anak zina dan ditambatkan kepada batang leher suaminya. (perempuan yang menduakan suaminya hingga mendapat anak zina dan dinyatakan anak itu adalah hasil daripada suaminya).


Perempuan yang tergantung kepalanya seperti kepala babi dan tubuhnya seperti tubuh keldai; maka sesungguhnya ia sangat mengadu-ngadu (batu api) lagi amat dusta.

Perempuan yang seperti rupa anjing dan api masuk ia ke dalam mulutnya dan keluar ia daripada duburnya; maka bahawa sesungguhnya ia adalah sangat membangkit akan manusia(mengungkit-ungkit pemberian atau pertolongan) lagi banyak dengki mendengki.

Kemudian dapat melihat orang-orang yang makan riba` dan harta anak yatim dan melihat orang berzina yang rupa dan kelakuan mereka sangat huduh dan buruk. Penzina lelaki bergantung pada susu penzina perempuan.

Nauzubillah Min Zalik.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Mengasihani..Mohonlah taubat kepadaNYA..“Barangsipa yang melakukan kejahatan ataupun menganiayai dirinya, kemudian ia meminta keampunan kepada Allah, niscaya ia akan mendapati Allah Maha Pengampunan dan Maha Mengasihani.”

(an-Nisa’: 110)

Wallahualam

Thursday, 27 October 2011

Allah Bersama Orang Yang Sabar


Sabar adalah satu sifat yang mulia. Dengan sifat sabar, kita boleh merubah lawan menjadi teman. Orang-orang yang sabar mempunyai keuntungan yang besar:

„Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.“ [Fushilat:34-35]


Allah menjanjikan syurga kepada orang-orang yang sabar:

„Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

(iaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang mahupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.“ [Ali Imran:133-134]

Ketika Abu Bakar tersinggung pada kerabatnya yang turut menyebarkan fitnah terhadap anaknya ‚Aisyah dan ingin menghentikan bantuan, turun ayat Allah yang melarang itu:

„Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahawa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahawa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“ [An Nuur:122]

Memaafkan orang pasti mendapat pahala dan lebih utama:

„Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.“ [Asy Syuura:40]

„Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.“ [Asy Syuura:43]

„Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.“ [An Nisaa’:149]

Kadang dalam rangka taushiyah/dakwah orang sering berkata-kata buruk terhadap orang yang tidak faham. Padahal dalam surat Al Ashr kita diperintahkan untuk melakukannya dengan cara yang baik dan dengan kesabaran:

„kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya sentiasa bersabar.“ [Al Ashr:3]

Allah tidak suka dengan orang yang suka mencaci orang lain:

„Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.“ [An Nisaa’:148]

Allah cinta dan bersama dengan orang-orang yang sabar:

„Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.“ [Al Anfaal:46]

Allah menyuruh kita sabar dan melarang kita marah meski kita dalam keadaan benar. Lihat bagaimana Allah mengecam Nabi Yunus yang marah kepada umatnya yang jelas-jelas kafir:

„Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).“ [Al Qalam:48]

Menjadi orang yang sabar memang sulit. Sangat sulit. Mudah-mudahan Allah SWT memberi kekuatan bagi kita hingga kita boleh menjadi orang yang sabar dan dekat denganNya.

Di bawah adalah doa agar diberi Allah kesabaran dan wafat dengan akhir yang baik (Husnul Khatimah) di mana kita bukan hanya dicintai Allah, tapi juga manusia:

رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرً۬ا وَتَوَفَّنَا مُسۡلِمِينَ

“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri kepada-Mu” [Al A'raaf 126]

Wallahualam

Jom Puasa Sunat Zulhijjah

1. Kelebihan berpuasa pada hari Arafah (9 Zulhijjah) menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lalu dan dosa setahun yang akan datang sebagaimana diriwayatkan daripada Abu Qatadah Al-Anshari berkata:

Maksudnya: “Dan ditanya (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam) tentang berpuasa di hari Arafah? Maka Baginda bersabda: “Ia menebus dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang.” (Hadits riwayat Muslim)

2. Hadits yang diriwayatkan daripada Abu Hurairah R.A, daripada Nabi S.A.W bersabda:

Maksudnya: “Tidak ada hari-hari yang lebih dicintai oleh Allah untuk dilakukan ibadah kepadaNya daripada sepuluh hari di bulan Zulhijjah, dimana satu hari berpuasa daripadanya (sebanding) dengan puasa satu tahun dan mendirikan ibadah satu malam daripadanya (sebanding) dengan mendirikan ibadah pada lailatulqadar.” (Hadits riwayat Tirmidzi)

3. “Sesungguhnya Rasulullah S.A.W adalah melakukan puasa sembilan hari di awal bulan Zulhijjah, di hari ‘Asyura’ dan tiga hari di setiap bulan iaitu hari Isnin yang pertama dan dua hari Khamis yang berikutnya.” (Hadits riwayat An-Nasa’i)

Wednesday, 26 October 2011

Kewajipan Beribadah Kepada Allah

Assalamu'alaikum.

Saudaraku muslim, semoga dirahmati Allah.

Hidup ini tak serumit yang kita kira, kebahagiaan, kejayaan hanyalah dalam ketaatan kepada Allah, hanya ada dalam amal agama.

Seperti ikan diciptakan hidup di air, bila di luar air maka binasa dan celakalah ikan itu, Begitupun manusia, diciptakan untuk beribadah kepada Allah, Allah berfirman :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Dzariyaat: 56)

Namun semua itu tidak hanya ibadah saja, namun wajib sesuai tuntunan, yakni mengikuti yang di contohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Bila kita hidup tidak tenang, tidak bahagia, tidak damai, jawapannya hanya satu yaitu kerana kita jauh dari amal agama, atau jauh dari ketaatan kepada Allah.

Maka bila inginkan kebahagiaan maka dekatilah yang menciptakan kebahagiaan, iaitu yang Maha Pencipta, Allah azza wa jalla. Allah azza wa jalla,berfirman: "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS.ar-Ra’du:28)

Mudah bukan?ya sangat mudah, yang jadi masalah adalah kita hanya mahu tapi tak melakukan sesuatu, ibarat mahu kenyang tapi tak mahu makan, lalu bagaimana mungkin kita boleh kenyang tanpa makan sesuatu.

Mari kita taat kepada Allah, karena kita diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah, itulah tujuan penciptaan kita, ibarat nasi diciptakan untuk dimakan bukan untuk menjadi tembok rumah.

Kebenaran hanya milik Allah.

~ Muhammad al islam.


Imam Al-Ghazali pernah berkata " Cara hidup kita di dunia adalah bayangan cara kehidupan kita di Akhirat nanti ".


Amirul Mukminin, Umar bin Al Khattab -radhiyallahu ‘anhu- mengatakan, “Sesungguhnya di antara perkara terpenting bagi kalian adalah solat. Barangsiapa menjaga solat, bererti dia telah menjaga agama. Barangsiapa yang mensia-siakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi. Tidak ada bahagian dalam Islam, bagi orang yang meninggalkan solat.“

Imam Ahmad -rahimahullah- juga mengatakan perkataan yang serupa, “Setiap orang yang meremehkan perkara solat, bererti telah meremehkan agama. Seseorang memiliki bahagian dalam Islam sebanding dengan penjagaannya terhadap solat lima waktu. Seseorang yang dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul memperhatikan solat lima waktu. Kenalilah dirimu, wahai hamba Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah,sedangkan engkau tidak memiliki bahagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu, sesuai dengan kadar solat dalam hatimu.“(ash sholah)



Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (kerananya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal, (QS. 8:2) (iaitu) orang-orang yang mendirikan solat dan yang menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. 8:3) Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa darjat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. (QS. 8:4)


Negeri akhirat (syurga) itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerosakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.(Qs.Al-Qashash 28:83)

*Kesudahan yang baik,maksudnya adalah Syurga.

*Orang-orang yang bertaqwa adalah orang-orang yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. menjalankan perintah Allah Seperti menjaga solat, berzakat, tutup aurat agar tak dilihat selain mahramnya, dan kewajipan lainnya.

Larangan Allah, seperti Menghina orang lain, sombong, tidak solat, tidak tutup aurat, dan perbuatan dosa lainnya.


“Seseorang berkata: ‘Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku amalan yang akan memasukkan aku ke syurga dan menjauhkanku dari neraka.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, menegakkan solat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturrahim’.” (HR. Al-Bukhari, 3/208-209, Muslim no. 13)


“Barangsiapa yang pergi menuju masjid untuk solat berjamaah, maka satu langkah akan menghapuskan satu kesalahan dan satu langkah lainnya akan ditulis sebagai satu kebajikan untuknya, baik ketika pergi mahupun pulangnya.” (HR. Ahmad)

*Saudaraku muslim tercinta, yang sihat badannya, yang mampu ke masjid, apalah ertinya hidup bila tak solat, solat wajib tapi tidak dimasjid, sungguh sayang sekali bila kita mensia-siakan pahala besar solat jamaah dimasjid, urusan dunia kita selalu mahu untung besar tapi kenapa urusan akhirat kita tidak mahu untung besar? Sayang beribu sayang bila kecintaan kita kepada keduniaan yang menurut kita sangat menguntungkan tapi malah menjauhkan kita dari keuntungan2 besar untuk akhirat kita.


Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu..(Surah Muhammad [47:7])

Ya Allah,Kau golongkanlah kami dalam kalangan hambaMu yang sentiasa dambakan cintaMu dan juga cinta Rasul-Mu. jadikanlah kami hamba yang akan terus menjadikan nafas dan darah yang mengalir dalam tubuh ini hanya untuk agamaMu...amin

Mencari Cinta Sebenar

Jangan tergesa-gesa dalam mencintai, carilah seseorang yang tidak hanya boleh membimbingmu di dunia, namun di akhirat pun demikian. Seseorang yang sentiasa membantumu bangkit ketika terjatuh, seseorang yang sentiasa menasihati dan memperingati saat engkau terlupa, dan sentiasa mencintaimu dengan penuh ketulusan serta seseorang yang akan terus memegang tanganmu dengan erat hingga membimbing dan membawamu kedalam al-Jannah. InsyaAllah


Nadi utama cinta adalah hati..
Dan nafsu menjadi noda utamanya..

Sahabat,
Sucikanlah cintamu..
Gantungkanlah cintamu pada Sang pemilik cinta..
Biarkanlah nafsu ini menggenggam satu nama..
Mengharapkan redhaNYA dalam cinta hakiki..
Mengembalikan roh pada Illahi..
Dan melepaskan nafsu didalam hati..

Aku telah mendengar betapa dalam rasa cintamu padaku.
Rasa cinta itulah yang membuat sakit menderita saat ini.

... Namun sakit dan deritaku ini tidaklah semata-mata kerana rasa cintaku padamu.

... Sakitku ini kerana aku menginginkan sebuah cinta suci yang mendatangkan pahala dan diredhai Allah 'Azza Wa Jalla. Inilah yang ku damba.

Bukan sebuah cinta yang menyeret kepada kenistaan dosa dan murka-Nya.

Dosa Mengumpat/ghibah

"..Dan janganlah mencari-cari keburukan orang & janganlah mengumpat satu sama lain.." (Qs. Al-Hujarat : 12)

"Hai orang2 yg beriman, janganlah sekumpulan orang laki2 merendahkan kumpulan yg lain, boleh jadi yg ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yg direndahkan itu lebih baik" (Qs. Al-Hujarat : 11 )

"Negeri akhirat (syurga) itu, Kami jadikan untuk orang2 yg tidak ingin menyombongkan diri & berbuat kerosakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yg baik) (syurga )itu adalah bagi orang2 yg bertakwa” (Qs. Al-Qoshosh : 83)

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahawasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Tahukah kalian apa itu ghibah?”

Mereka (para sahabat)menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”

Kemudian baginda shallahu’alaihi wasallam bersabda, “Engkau menyebut-nyebut saudaramu tentang sesuatu yang ia tidak sukai.”

Kemudian ada yang bertanya, “Bagaimana jika sesuatu yang aku sebutkan tersebut ternyata ada pada saudaraku?”

Baginda shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Jika memang apa yang engkau ceritakan tersebut ada pada dirinya itulah yang namanya ghibah, namun jika tidak ada bererti engkau telah berdusta atas namanya (memfitnahnya).” (HR Muslim 2589)

Orang yang mengenal dirinya,
maka ia akan sibuk memperbaiki dirinya
dan tak membuka aib dan kekurangan orang lain.
Orang yang meyakini Allah adalah yang
menciptakannya dan satu2nya yang berhak disembah,
maka ia akan sibuk untuk taat kepada Allah, dan meninggalkan dosa-dosa.


Hari ini adalah kesempatan berbuat baik, kerana boleh jadi esok kita sudah bertempat dalam kuburan,

Jam ini adalah waktu terbaik berbuat baik, kerana boleh jadi jam berikutnya kita sudah ditinggalkan nyawa kita,

Detik ini adalah kesempatan berbuat baik, kerana boleh jadi detik kemudian kita sudah tak mampu
berbuat apa2 kerana meninggalkan alam dunia menuju alam kubur

Selama kita masih bernafas maka selama itulah kesempatan untuk taat kepada Allah. dan janganlah hasil akhir hidup kita adalah PENYESALAN di akhirat.

Wallahualam

Saturday, 22 October 2011

Apabila Mukmin & Mukminah Jatuh Cinta…

by I Love Allah SWT and Prophet Muhammad SAW on Sunday, 23 October 2011 at 10:37



Cinta..fitrah insan..sangat indah..amat asyik..Allahu Rabbi..

Namun, disebalik sebuah kisah cinta itu, terselit secalar kegelisahan dan kebimbangan di hati seorang mukmin. Tatkala hati suci itu diketuk oleh cinta seorang yang tidak halal buat dirinya, pasti hatinya penuh rasa getar dan takut.

Pelik bukan? Mana mungkin seseorang itu apabila jatuh cinta, hatinya penuh dengar onar-onar kedukaan dan kesedihan. Sepatutnya senyuman yang paling manis terukir dibibir dan kegembiraan melakar indah pada wajahnya.Sudah pasti hati ini ingin memberikan sepenuh kasih dan sayang kepada dirinya. Ingin sekali merinduinya sentiasa, ingin sekali bersua muka dengannya, lantaran mabuk terkena panahan jarum-jarum cinta. Nikmat bukan apabila terkena haruman cinta?

Mukmin itu cintanya bulat kepada Allah, Seseorang apabila sudah tenggelam dengan kedalam lautan cinta Allah, pasti dirinya keluh kesah apabila hatinya dicuri oleh seorang hamba yang tidak halal baginya. Mana mungkin hatinya bisa tenang dan tenteram apabila diganggu oleh embun-embun rindu kepada si dia. Mana mungkin Mukmin itu masih mampu tersenyum saat cintanya kepada Allah disirami dengan racun dan duri cinta yang tidak halal untuknya.

Tiada senyuman bahagia terukir dibibirnya, tiada rona-rona malu melakar diwajahnya, tiada ketenangan pada raut wajahnya, Yang ada hanyalah ketakutan yang teramat sangat apabila cintanya kepada Allah mula diracuni, Yang ada adalah malam-malam yang penuh dengan airmata penyesalan. Cintanya tidak lagi sesuci embun pagi apabila rindu mula mendiami dan berlegar-legar di dalam hatinya, perlahan-lahan rindu itu menghakis kesucian cinta Ilahi yang gagah terbina dulu.

Bukan!! Bukan cinta dan rindu itu yang dinantikan, bukan harapan untuk sentiasa ada dihatinya, Tiada kata-kata rayuan yang dipinta, Yang ada adalah kesakitan yang amat dalam, keperitan yang amat tajam, Kesedihan yang amat terperi seakan-akan menikam-nikam.

...Alangkah kasihan mukmin itu. Ketenangan yang dimiliki dulu dirampas, kebahagiaan dulu dihakis-hakis lebur bagaikan debu. Maka bersabarlah duhai Mukmin, mintalah Allah untuk membersihkan hatimu dari kepalsuan cinta yang tidak halal untukmu. Teruskanlah untuk mematikan rasa itu dengan menanam sedalam-dalamnya cinta kepada Allah.

Usahlah dikau bersedih jika kau kehilangan dirinya kerana menuju ketaqwaan kepada Allah, pasti pengorbanan yang dikau lakukan berbuah hasil. Pasti Allah menjanjikan untuk dirimu seorang insan yang juga bertaqwa untuk menjadi peneman hidupmu kelak, dan sudah pasti insan itu adalah yang terbaik untuk dirimu. Dan pasti si dia akan menyayangi dirimu kerana Allah, merinduimu dengan penuh rasa kasih kepada Allah. Maka saat itulah kamu bertemu dengan kebahagiaan yang halal untukmu. Yakinlah pilihan Allah itu sentiasa menunggu dirimu. Pasti menunggu dengan penuh rasa sabar untuk menanti saat dua hati mula bersatu. Biarlah Allah yang tahu betapa dia terlalu menyayangi dirimu dan biarlah Allah menjadi saksi dan perantaraan buat kamu dan dia.

Ketahuilah, walau jutaan tangan yang datang menghalang kamu dan dia untuk bersatu, akan tetapi jika Allah telah takdirkan si dia untuk kamu, pasti Allah akan satukan kamu walaupun pahit dan payah. Dan ketahuilah jua, walau berjuta tangan yang datang untuk satukan kamu dan dia, akan tetapi jika Allah takdirkan dia bukan untuk kamu, pasti kamu tidak akan bersatu, maka dengan itu perbanyakkan berdoa agar Allah memilih dia untuk kamu, dan apabila Allah sudah memilih dia untuk kamu, maka bersyukurlah dan terimalah dengan hati yang penuh dengan keikhlasan dan keredhaan, kerana dia adalah pilihan dari Allah…

Wallahualam.

Thursday, 20 October 2011

Doa Sebelum Makan dan Minum/Doa terlupa baca doa makan

بِسْمِ اللَّهِ

Bismillaah

"Dengan menyebut nama Allah"

Doa di atas didasarkan pada hadis Umar bin Abi Salamah yang berkata bahawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda kepadanya:

يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ

"Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu." (HR Bukhari no. 4957 dan Muslim no. 3767 dari Maktabah Syamilah)

Dan juga hadis Aisyah radliyallah 'anha, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ

"Apabila seorang kalian ingin makan, hendaknya dia membaca "bismillah". Dan jika ia lupa membaca di awalnya, hendaknya ia membaca "bismillah fii awwalihi wa aakhirihi." (HR. al Tirmidzi dan Ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 1513)

Dalam hadis yang lain dari seorang sahabat yang telah membantu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam selama 8 tahun bercerita bahwa dia selalu mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam apabila mendekati makanan membaca ‘bismillah.’” (HR. Muslim dan Ahmad. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah, 1/111)


Hukum membaca "Bismillaah"

Berdasarkan hadis-hadis di atas, menunjukkan bahwa membaca "bismillah" ketika makan dan minum adalah wajib dan berdosa bila meninggalkannya.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Yang benar adalah wajib membaca "bismillaah" ketika makan. Dan hadis-hadis yang memerintahkan demikian adalah shahih dan sharih. Dan tidak ada yang menyelisihinya serta tidak ada satupun ijma’ yang membolehkan untuk menyelisihinya dan mengeluarkan dari makna lahirnya. Orang yang meninggalkannya akan ditemani syaitan dalam makan dan minumnya.”

Manfaat membaca "Bismilah" sebelum makan

Memulai makan dan minum dengan membaca "bismillaah" adalah sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan dalam sunnah terdapat banyak kebaikan dan keberkahan. Imam Ahmad mengatakan, “Jika dalam satu makanan terkumpul 4 (empat) hal, maka makanan tersebut adalah makanan yang sempurna. Empat hal tersebut adalah menyebut nama Allah saat mulai makan, memuji Allah di akhir makan, banyaknya orang yang turut makan dan berasal dari sumber yang halal."

Manfaat lainnya, akan berfungsi mencegah syaitan dari ikut serta menikmati makanan tersebut. Diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Apabila kami makan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka kami tidak memulainya sehingga baginda memulai makan. Suatu hari kami makan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba datanglah seorang gadis kecil seakan-akan anak tersebut terdorong untuk meletakkan tangannya dalam makanan yang sudah disediakan. Dengan segera Nabi memegang tangan anak tersebut. Tidak lama sesudah itu datanglah seorang Arab Badui. Dia datang seakan-akan didorong oleh sesuatu. Nabi lantas memegang tangannya. Sesudah itu baginda shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya syaitan turut menikmati makanan yang tidak disebut nama Allah padanya. Syaitan datang bersama anak gadis tersebut dengan maksud supaya turut menikmati makanan yang ada kerana gadis tersebut belum menyebut nama Allah sebelum makan. Oleh kerana itu aku memegang tangan anak tersebut. Syaitan pun lantas datang bersama anak Badui tersebut agar dpt menikmati makanan. Oleh kerana itu, aku pegang tangan Arab Badui itu. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya tangan syaitan itu berada di tanganku bersama tangan anak gadis tersebut.” (HR. Muslim no. 2017)

Apabila lupa membaca "Bismillah"

Apabila sudah memulai makan atau minum, lalu teringat belum membaca basmalah, maka hendaknya membaca:

بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ

Bismillaahi fii Awwalihii wa Aakhirihi

"Dengan menyebut nama Allah di awal dan akhirnya."

Dari Aisyah radliyallah 'anha, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

فَإِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ

"Apabila seorang kalian ingin makan, hendaknya dia membaca 'bismillah'. Dan jika ia lupa membaca di awalnya, hendaknya ia membaca 'bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi'." (HR. Ahmad, al Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah no. 3264, Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 1513, al Irwa' no 1965)

Atau membaca:

بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

Bismillaahi Awwalahu wa Aakhirahu

"Dengan menyebut nama Allah, awal dan akhirnya."

Berdasarkan hadits Aisyah radliyallah 'anha, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرْ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

"Apabila seorang kalian ingin makan, hendaknya dia membaca 'bismillaah'. Dan jika ia lupa membaca di awalnya, hendaknya ia membaca 'bismillaahi awwalahu wa aakhirahu'." (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah: 3264 dan Shahih al–Targhib wa al-Tarhib, no. 2107)

Disebutkan dalam Riyadhus Shalihin, "Pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk dan ada seorang laki-laki yang sedang makan tapi belum membaca "bismillah" sehingga makanannya tinggal satu suap. Ketika ingin memasukkannya ke mulutnya, dia membaca, "Bismillaahi Awwalahu wa Aakhiaihu", maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tertawa, lalu bersabda, "Syaitan ikut serta makan bersamanya, dan ketika dia menyebut nama Allah, dia memuntahkan apa yang ada di perutnya." (HR. Abu Dawud dan al-Nasai. Didhaifkan oleh Al-Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abi Dawud no. 3768)

Saturday, 8 October 2011

Mengapa ada "Orang Islam" menolak Hukum Hudud (Hukum Allah)

Mengapa ada "Orang Islam" menolak Hukum Hudud (Hukum Allah)?
Assalamualaikum

Dewasa ini isu Hudud sudah sewenang-wenangnya diperlekehkan oleh insan yang mengaku Islam. Sangat sedih apabila melihat masyarakat Islam malaysia yang begitu jahil tentang agama Islam yang maha suci ini. Jika kamu menolak Hukum Allah maksudnya kamu tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya. Bertaubatlah.. Semoga Allah memberi kesempatan ke atas kamu.. sekadar berkongsi ulasan seorang rakan:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Hari ini akhbar arus perdana sibuk membicarakan hukum hudud. Ada yang mengatakan hukum hudud tidak sesuai dilaksanakan dalam negara perlu lihat persekitarannya terlebih dahulu. Ada yang berkata, "Pendirian saya tetap sama yang hukum hudud tidak sesuai dilaksanakan di negara ini (Malaysia) kerana masyarakat majmuk berbilang kaum dan banyak pihak yang masih kurang jelas dengan perkara ini."

Sebagai seorang muslim, seseorang itu perlu berhati-hati dalam ucapan dan kata-katanya kerana jika tersilap kata boleh menyebabkan rosak akidah dan keimanannya kepada Allah SWT dan rukun Iman yang enam. Salah satu daripada rukun iman adalah percaya kepada Kitab (Taurat, Zabur, Injil dan al-Quran).

Percaya dan beriman kepada kitab (al-Quran) bukanlah setakat dakwaan bahawa al-Quran itu kitab yang mulia dan diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW melalui malaikat Jibril, tetapi apabila kita beriman dan percaya kepada al-Quran adalah kita yakin sebenar-benarnya tanpa keraguan apa yang terkandung di dalam kitab suci al-Quran nul karim. Di dalam al-Quran jelas terdapat hukum-hukum Allah SWT iaitu hukum hudud, qisas dan diyat dan merangkumi semua aspek kehidupan manusia samaada muamalah, munakahat, politik, ekonomi, akidah, ibadah, sains , sejarah dan sebagainya.

Penafian terhadap sebahagian daripada ayat-ayat al-Quran sudah cukup untuk mengeluarkan seseorang daripada keimanan. Firman Allah Subhanahu Wa Taala:

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ
أُولَئِكَ هُمُ. نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا

“Sesungguhnya orang-orang yang kufur kepada Allah dan Rasul-rasulNya, dan bermaksud membeza-bezakan antara (keimanan kepada) Allah dan Rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kufur terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan.” (Surah al-Nisa’ ayat 150-151)

Allah Subhanahu Wa Taala juga berfirman:

أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا
خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ
بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

“Adakah kamu beriman kepada sebahagian al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Maka tidak ada balasan bagi orang-orang yang berbuat demikian di antara kamu melainkan kenistaan dalam kehidupan di dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Allah tidak alpa daripada apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Baqarah ayat 85).

Walaupun ayat ini menceritakan tentang orang Yahudi yang tidak beriman sepenuhnya terhadap kitab Taurat, tetapi ayat ini juga ditujukan kepada mereka yang mengambil sebahagian daripada al-Quran dan menafikan sebahagian daripada isi kandungan al-Quran.

Ibnu Abbas menyatakan:

. وَمَنْ أَقَرَّ بَهَ وَلَمْ يَحْكُمْ، فَهُوَ ظَالِمٌ فَاسِقٌ . مَنْ جَحَدَ مَا أَنْزَلَ اللهُ فَقَدْ كَفَرَ

“Barangsiapa yang mengingkari apa yang diturunkan oleh Allah, sesungguhnya dia telah kafir. Dan barangsiapa yang mengakuinya (keberadaan hukum) namun tidak berhukum dengannya, maka dia adalah zalim, fasik”.

Firman Allah subhanahu wa taala:
يَعْمَلُونَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا وَلِقَاءِ الْآَخِرَةِ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ هَلْ يُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كَانُوا

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan (mendustakan) adanya pertemuan akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain daripada apa yang telah mereka kerjakan”. (Surah al-A’raf ayat 147)

Betapa besarnya ancaman tersebut, maka siapakah lagi yang masih berani untuk menafikan hukum hudud dan hukum hakam yang terdapat di dalam al-Quran.?

Sahabat yang dimuliakan,
Persoalan besar yang dihadapi umat Islam hari ini adalah "KRISIS AKIDAH". Akidah umat Islam terlalu rapuh dan mudah dirosakkan oleh isu-isu semasa yang tidak sepatutnya berlaku. Seseorang boleh tercabut akidahnya kerana hendak mengambil hati orang-orang bukan Islam, untuk memuaskah hati manusia dan mencari keredaan manusia walaupun terpaksa menolak keredaan Allah SWT.

Dari Abu Hurairah r.a bahawasanya Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud : "Bersegeralah kalian untuk berbuat amal soleh, kerana akan muncul berbagai fitnah seperti penggalan-penggalan malam yang gelap-gulita, ada orang yang paginya beriman, petangnya kafir. Ada yang petangnya beriman, paginya kafir. Ia jual agamanya dengan barang perhiasan dunia." (Hadis Riwayat Muslim)

Abi Abbas r.a telah berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: "Sesiapa yang menyebabkan kemurkaan Allah kerana hendak mencari keredaan manusia, Allah akan memurkainya dan Allah akan menjadikan setiap yang diredainya itu benci terhadapnya. Dan orang yang mencari keredaan Allah, walaupun dibenci oleh manusia nescaya Allah akan meredainya dan menjadikan setiap yang membencinya itu reda terhadapnya sehingga keredaan Allah itu menghiasi dirinya, percakapannya dan amalannya, nescaya ia mendapat perhatian Allah (Hadis riwayat Tabrani)

Huraian Hadis

1. Keredhaan Allah dapat menjamin kebahagiaan di dunia dan akhirat. Asas keredaan itu ialah berdasarkan kepada perkara-perkara yang tidak bertentangan dengan ajaran Allah walaupun ianya bertentangan dengan kemahuan manusia.

2. Kemurkaan Allah bergantung kepada amalan buruk dan percakapan manusia. Kemurkaan Allah adalah hasil daripada perbuatan dan percakapan manusia yang melakukan perkara-perkara yang bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah. Contohnya apabila mereka menolak hukum hudud dan mengatakan ketingalan zaman akan mendapat kemurkaan Allah SWT. Mereka yang berkelakuan sedemikian tidak mendapat petunjuk dan hidayah serta akan mendapat balasan buruk di dunia atau akhirat.

3. Allah memberi sebab menentukan keredaan-Nya dan kemurkaan-Nya, bermaksud Allah memperkenankan usaha-usaha yang dibuat bagi tujuan mencapai apa yang dikehendaki oleh seseorang sama ada keredaan atau kemurkaan daripada Allah dan rasul-Nya atau kebencian dan keredaan manusia. (orang kafir akan seronok kerana jaminan kita menolak hukum Allah SWT dan akan bersama-sama mereka mempertahankan peraturan ciptaan manusia)

4. Dihiasi dirinya, perkataannya dan perbuatannya bererti Allah memberi petunjuk dan taufik kepada sesiapa yang diredhai hinggalah perkataan dan perbuatan yang dilakukan semuanya elok, cantik lagi indah mengikut pandangan manusia dan pandangan Allah.

5. Keredaan Allah dan rasulnya itulah sahaja yang boleh menentukan kedudukan seseorang mukmin, yang menangkat atau menjatuhkan darjat mereka, menghina atau memuliakannya. Makhluk Allah itu termasuk manusia adalah makhluk yang lemah dan sentiasa memerlukan perlindungan Allah lantaran itu tidak wajar seseorang mukmin itu menentang hukum Allah SWT.

6. Oleh kerana kelemahan manusia yang sering terpedaya dengan keindahan dunia , pengaruh, kuasa dan pangkat kedudukan maka terdapat dikalangan mereka yang suka mencari peluang mendapatkan kuasa, pengaruh, pangkat, harta sebagainya sehingga sanggup melakukan perbuatan yang mengundang kemurkaan Allah. Sedang Allah dan rasul-Nya itulah yang mesti dibesarkan dan dimuliakan serta diharap keredaan-Nya.

Maksud firman Allah dalam surah at-Taubah ayat 62;
"Mereka bersumpah kepada kamu dengan nama Allah untuk mendapat keredaan kamu, pada hal Allah dan rasul-Nya jualah yang lebih berhak mereka mendapat keredaannya, jika betul mereka orang yang beriman"

7. Sikap dan perbuatan mengutamakan makhluk itu banyak berlaku dihadapan mata kita sehingga ada yang sanggup melakukan kerosakan, menganiaya, penindasan dan kekerasan semata-mata untuk mendapatkan kepuasan nafsu dan keredaan makhluk. Sanggup mengampu, bermuka-muka, berpura-pura dan sebagainya asalkan mendapat apa yang dihajatkan biar apa pun yang berlaku kepada orang lain.

Pengajaran hadis :

1. Tanda kesempurnaan Iman ialah sanggup melakukan sesuatu sesuai dengan keredaan Allah dengan mengikut pengajaran al-Quran dan as-Sunnah Rasulullah SAW, sekalipun tidak disukai oleh orang lain.

2. Sesiapa yang berusaha mendapatkan keradaan Allah maka Allah akan menolong dan memeliharanya serta mendapat perhatian-Nya. Akan tetapi sesiapa yang mengharapkan keredaan makhluk dengan membuat perkara-perkara yang di murkai Allah. Maka Allah tidak akan memberinya pertunjuk dan hidayah, tidak akan selamat di dunia dan di akhirat.

3. Kita hendaklah sentiasa mengharapkan pertunjuk Allah bagi memperkuatkan iman dan keyakinan yang akan menjadi kuasa pendorong kepada kebajikan dan menghalang daripada melakukan kerosakan dan kejahatan.

Kesimpulannya seseorang mukmin hendaklah sentiasa berusaha mencari keredaan Allah dan rasulnya lebih daripada yang lain kerana itulah sahaja yang akan menjamin kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Sahabat yang dikasihi,
Marilah sama-sama kita menjaga akidah kita supaya tidak rosak binasa dan jaga iman kita supaya tidak tercabut daripada hati kita, kerana ini adalah perkara yang paling berharga di dunia dan akhirat. Apabila seseorang mati dalam keadaan rosak akidahnya, tercabut imannya maka dia adalah serugi-rugi manusia kerana Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa orang yang syirik kepada-Nya. Amat malang seseorang yang hidup di dunia ini , memburu pengaruh, pangkat dan kuasa tetapi terpaksa mengadai akidahnya, bukan setakat dia rosakkan dirinya sendiri tetapi dia merosakkan akidah orang lain. Insaf dan bertaubatlah kepada Allah SWT kerana hidup di dunia ini hanya sementara dan kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan di hari akhirat. Jangan menyesal apabila nyawa sudah sampai kekerongkong ketika itu baru menyesal kerana sepanjang hidup di dunia melawan dan menentang Allah SWT, mempertikaikan hukum-hukum-Nya dan sentiasa mencari keredaan manusia. Sebelum terlambat kembalilah kepangal jalan kerana jalan taubat masih terbentang luas dan Allah SWT sentiasa menanti taubat hamba-hamba-Nya semasa hidup di dunia ini.


Wallahualam

Tuesday, 4 October 2011

Adakah Istilah 'Ringan-Ringan' Dalam Dosa?



Isn, 03 Okt 2011 15:02
Nur Na'imah Amarudin
Editor: itqan11





Seiring dengan usaha kita membina kekuatan iman bersulam taqwa, wujud pula penghasut paling bahaya iaitu syaitan. Ia tidak pernah berputus asa membisikkan keraguan ke dalam hati kita. Di samping mengaburi mata kita dengan tipu dayanya. Untuk itu, kita perlu kenal pasti laluan syaitan ketika memperdayakan akidah, kepercayaan, pegangan dan keyakinan kita.

Apabila kita amati puncanya, dapatlah diketahui bahawa hasutan syaitan itu banyak menyusup melalui pandangan dan renungan mata!

Kenapa pula pandangan mata perlu dipersalahkan?

Bahaya Panahan Mata Syaitan

Sesungguhnya pengaruh penglihatan itu sangat kuat.


Kuat sangat ke?

Memang kuat!

Kerana ia dikaitkan dengan desakan nafsu. Sebab itulah Rasulullah mengumpamakan pandangan mata seperti anak panah beracun iblis untuk menggoda manusia. Setiap masa pandangan mata mesti dijaga. Sama ada terhadap mereka yang menutup aurat mahupun yang tidak menutup aurat.

Telah berlaku di zaman Rasulullah, ketika Al-Fadhl bin Abas menunggang unta Rasulullah dalam perjalanan dari Muzdhalifah ke Mina, mereka bertembung dengan beberapa wanita yang menaiki unta. Al-Fadhl memandang ke arah wanita itu lalu Rasulullah memegang kepala Al-Fadhl dan memalingkannya ke arah lain.

Begitu sekali larangan yang Rasulullah maksudkan. Jika pandangan itu dibolehkan tanpa batasan, sudah tentu Rasulullah biarkan saja perlakuan Al-Fadhl.

Rasulullah juga pernah bersabda kepada Saidina Ali :

"Wahai Ali, janganlah engkau susuli satu pandangan dengan satu pandangan lagi, kerana yang pertama menjadi bahagianmu dan yang kedua bukan lagi menjadi bahagianmu (dosa atasmu)." (HR Ahmad, Al-Tirmidzi dan Abu Daud)

Jadi?

"Jika mata sentiasa dikawal, sudah tentu hati akan jadi tenang. Mudahlah melaksanakan ketaatan dan beribadah kepada Allah. Sebaliknya, mata yang dibiarkan MELIAR dan tidak dijaga akan mengotori jiwa dan merosakkan hati hingga menjerumuskan kepada kemungkaran."

Urusan mengawal pandangan ini tidak hanya di kalangan lelaki sahaja. Dituntut sama sahaja buat perempuan juga.
Malahan perlu berlaku kerjasama kedua-dua pihak. Tidak satu pihak menjaga tatatusila, sedangkan satu pihak lagi menggoda. Perkara ini mesti diberi perhatian serius!

Ibnu Abas pernah berkata :
"Kedudukan syaitan dalam diri orang laki-laki itu ada tiga tempat iaitu, pada pandangannya, pada hatinya dan pada ingatannya. Manakala kedudukan syaitan dalam diri wanita juga ada tiga iaitu pada lirikan matanya, pada hatinya dan pada kelemahannya."

Pandangan Yang Tidak Sengaja Bagaimana Pula?

Rasulullah ketika ditanya mengenai pandangan yang tidak disengajakan atau secara tiba-tiba, baginda memerintahkan supaya mengalih pandangan dan mengelak daripada mengulanginya lagi. Kesan pandangan kedua akan lebih buruk kerana iblis mengambil kesempatan menambahkan racun hasutannya.

Rasulullah juga ada bersabda :

"Pandangan mata itu laksana anak panah iblis. Barang siapa menahan pandangannya dari keindahan wanita, maka Allah mewariskan kelazatan di dalam hatinya yang dia dapat rasakan hingga dia bertemu Allah."
Jelingan dan kenyitan mata akan mempelawa hati mendorong perlakuan lebih berani.

Bagaimana ye?

Bersentuhan berlapik, menginjak kepada tidak berlapik. Kemudian berpegangan tangan dan berdua-duaan di tempat terang dan juga sunyi boleh mengundang berlakunya maksiat. Sentiasalah memelihara diri kita daripada melakukan perbuatan yang dimurkai Allah.

Pastikan orang lain tidak menanggung dosa atau terdorong untuk turut melakukan dosa. Jika kamu tidak menggoda, pasti orang lain tidak ternoda. Jagalah pakaian ketat dan cara pergaulan kamu. Tepati maksud firman
Allah dalam surah Al-Maidah ayat 2 :

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa. Dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah sangat berat seksa-Nya."


Pergaulan Yang Tidak Dijaga

Dengan batas-batas pergaulan itu kita dapat mengawal diri daripada perlakuan yang memalukan dan membahayakan kehormatan. Pergaulan yang tidak dijaga akan menimbulkan fitnah seperti pandangan buruk dan rasa cemburu orang yang memandang.

Kemesraan bergurau senda dan bergelak ketawa antara lelaki dan wanita bukan muhrim akan diambil peluang oleh syaitan untuk menjerumuskan kita kepada perbuatan yang tidak disukai oleh Allah. Jika keluar berdua-duaan lebih-lebih lagi di tempat sunyi dan tersembunyi akan mengundang pihak ketiga iaitu syaitan. Di sini syaitan berpeluang membisikkan kata-kata jahat.

Islam sama sekali tidak mengongkong umatnya! Bahkan Islam adalah agama yang paling selamat. Justeru Islam telah mengatur sebaik-baik batasan supaya jangan timbul bibit-bibit yang mendorong kepada perlakuan sumbang dan zina.

Dari itu, ingatilah amaran Nabi Muhammad kepada wanita dan lelaki bukan muhrim yang tidak menjaga batas pergaulan.
"Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri anak Adam bahagiannya daripada zina. Dia mengetahui yang demikian itu dan tanpa dimungkiri :
  • Mata itu berupaya berzina dan zinanya adalah pandangan.
  • Lidah itu berupaya berzina dan zinanya adalah perkataan.
  • Kaki itu berupaya berzina dan zina adalah ayunan langkah.
  • Tangan itu mampu berzina dan zinanya adalah tangkapan keras.
  • Hati itu berupaya berkeinginan dan berangan-angan.
  • Sedangkan kemaluan membenarkan atau mendustakan yang demikian itu."
(HR Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa'i dan Abu Daud)


Berhati-Hatilah Sahabatku!

Laraskan hati kalian di landasan kebenaran. Sesungguhnya hati yang terpelihara dari menjurus kepada sebarang keburukan sentiasa mendorong pemiliknya kepada keredhaan Ilahi. Akhirnya layak beroleh kebahagiaan hakiki lagi abadi.

Tidak ada istilah "ringan-ringan" dalam soal dosa. Dan tidak ada istilah "ringan-ringan" dalam berzina. Setiap perbuatan dosa adalah berat di sisi Allah. Dosa kecil yang diulang-ulang akan bertompok menjadi besar.

Wahai kedua mata, kau nikmati pandangan lalu kau susupkan kepahitan ke dalam hati. Hatilah yang memaksakan kehendaknya, kerana hati dan mata tidak tunduk kepada Pencipta.

- Artikel iluvislam.com

Biodata Kolumnis
Nur Na'imah Amarudin merupakan seorang pelajar perubatan di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Beliau menulis di muslimdoktor.blogspot.com

Saturday, 1 October 2011

WASIAT LUQMAN BUAT IBUBAPA





Wasiat turut memainkan peranan yang penting di dalam berdakwah. 'Bapa' memikul tugas yang amat berat untuk memelihara kebahagiaan keluarga yang terdiri dari isteri dan anak-anak. Kita telah dihidangkan oleh Al Quran bagaimana Luqman al-Hakim mendidik anaknya. Dan sebagaimana yang dimaklumi sebuah surah khusus di dalam Al Quran diberi nama dengan nama Surah Luqman  Allah s.w.t. sahaja yang layak disembah dan diagungkan kerana apa yang dilakukan-Nya itu tak mampu dilakukan oleh kuasa lain. Tetapi jika kuasa lain yang diagungkan, maka inilah kezaliman. aitulah meletakkan sesuatu bukan di tempat yang sepatutnya. 
                       

Ramai di kalangan umat Islam tidak mengetahui bahawa 'wasiat' yang diberikan oleh Luqman kepada anaknya itu merupakan salah satu 'teknik' di dalam berdakwah.Sekiranya teknik ini diamati lalu dipraktikkan di dalam kehidupan seharian,nescaya anak-anak akan lahir sebagai muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah s.w.t.. Bertuahlah sebuah keluarga yang mempunyai anak-anak seperti mereka. Mempunyai generasi yang diibaratkan umpama purnama yang menerangi kegelapan malam. Wahai ayah dan ibu,wasiatkan kepada anak-anakmu sepertimana wasiat yang diajar oleh Luqman al-Hakim!!!

Dr.Wahbah Az-Zuhaili telah berkata di dalam bukunya 'Tafsir Munir':

"Al Baidhawi telah berkata bahawa nama Luqman sebenarnya ialah Luqman bin Ba'ura. Beliau bukannya nabi tetapi jumhur mengatakan bahawa beliau seorang yang bijaksana. Diberikan kepadanya Al Hikmah iaitu kelebihan pada akalnya,cerdik dan perkataan atau kalam yang dikeluarkannya memberi kesan kepada manusia. Nama sebenar anaknya ialah (mengikut As-Suhaili) An'am atau Asykam atau Matan atau Tharan"
                       
Abd.Rahman Hassan Al Maidani berkata di dalam bukunya 'Fiqh Dakwah' bahawa di sana terdapat 14 jenis permasalahan yang dapat dipelajari melalui kisah Luqman mendidik anaknya melalui 'wasiat'. Oleh itu marilah sama-sama kita menilai wasiat tersebut yang mengandungi 14 permasalahan penting buat umat Islam selepas ini.
U/P :
  1. Tulisan berikut selepas ini berdasarkan terjemahan dan olahan melalui buku karangan Dr.Wahbah Az-Zuhaili dan Abd.Rahman Hassan Al-Maidani yang tersebut di atas.
  2. Untuk memudahkan anda,sila rujuk terjemahan/tafsir Al Quran bagi ayat 13-19 Surah Luqman.


Permasalahan Pertama:

Perkara pertama yang diajar oleh Luqman kepada anaknya ialah jangan Syirik kepada Allah s.w.t.. Disebutkan di dalam wasiat ini, bahawa syirik kepada Allah s.w.t. adalah kezaliman yang amat besar. Mengapa? Kerana ia mengandungi syirik terhadap Rububiyatullah (Allah Yang Maha Berkuasa memelihara alam semesta ) dan syirik terhadap Uluhiyatullah (Tidak ada tuhan yang disembah melainkan Allah). Atau dengan ertikata lain, mempersekutukan Allah s.w.t. dengan sesuatu lain yang juga mampu memelihara alam semesta dan mempersekutukan Allah s.w.t. dengan sesuatu yang lain yang juga layak untuk disembah. Inilah Syirik!!!
                       
Meskipun syirik terhadap Uluhiyatullah lebih ringan dari syirik terhadap Rububiyatullah, akan tetapi Allah s.w.t. tidak akan mengampuni dosa orang yang mati dalam hal demikian!
                       
Syirik sebesar-besar kezaliman. Zalim pula bererti meletakkan sesuatu bukan di tempat yang sepatutnya. Lagi sekali kita ingin mengajukan soalan. Mengapa syirik dikatakan zalim? Telah disepakati, bahawa Allah s.w.t.lah yang menciptakan makhluk semesta alam. Allah s.w.t. jua yang menurunkan nikmat. Adakah layak kita samakan kekuasaan Allah s.w.t. ini dengan sesuatu kuasa yang lain? Jika ada di kalangan manusia yang menyamakan kekuasaan Allah s.w.t. dengan kuasa yang lain maka ia telah melakukan kezaliman!!!

Inilah yang diperkatakan melalui ayat 13 surah Luqman yang bermaksud:

"Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah s.w.t.. Sesungguhnya mempersekutukan Allah s.w.t. itu adalah kezaliman yang amat besar."


 Permasalahan Kedua:
                       
Luqman mengajar anaknya supaya bersyukur kepada Allah s.w.t. di atas anugerah nikmat-Nya yang tak terhitung luas dan banyak. Dan kesyukuran mengandungi erti: Balasan perbuatan yang indah dan baik dengan perbuatan yang juga baik dan indah. Termasuk di dalam erti kata syukur ini ialah beribadah kepadaNya dengan melakukan ibadat-ibadat seperti yang disyariatkan, mendekatkan diri kepadaNya, menuntut keredhaan-Nya dan memuji-Nya serta menghadapkan diri dengan berdoa kepadaNya yang Maha Esa.

Memuji lebih umum dari bersyukur kerana hak mutlak kepujian itu diberikan ke atas yang dipuji pabila bersifat dengan sifat atau sifat-sifat yang baik. Hatta yang dipuji itu tidak melakukan sesuatu kebaikan terhadap pemuji. Dan peringatan 'kesyukuran' kepada Allah s.w.t. ini dikaitkan dengan pembalasan pada Hari Qiamat. Jika sekiranya kesyukuran itu kepada Allah s.w.t.,maka akan mendapat balasan pahala dan jika sebaliknya akan mendapat balasan siksaan di atas kekufuran dan keingkaran.



Inilah yang diperkatakan melalui ayat 14 surah Luqman yang bermaksud:

"Dan kami wasiatkan (perintahkan) kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibubapanya...Bersyukurlah kepadaku dan...Kepadaku tempat kembali.".





Permasalahan Ketiga:
                       
Luqman mendidik anaknya agar berterima kasih kepada ibubapa di atas susah payah dan jerit perih mereka membesarkan dan mendidik anak dengan segala macam pemberian dan kebaikan untuk anak tersayang. Tunaikan hak keduanya terutama kepada ibu. Kerana ibu bersusah payah menanggung penderitaan bermulanya dari proses mengandung sehinggalah melahirkan anak,menyusu sehingga tamat tempoh berakhirnya penyusuan selama 2 tahun dan mentarbiyah anak siang dan malam.
Sesungguhnya ketaatan kepada ibubapa walaupun berlainan agama adalah wajib diikuti kecuali pabila disuruh mengerjakan maksiat dan meninggalkan amal ibadat yang disyariatkan oleh Islam. Maka ketika itu haram mentaati perintah itu.                       
Lihatlah tingkatan terima kasih (syukur) yang ditonjolkan melalui wasiat ini. Terima kasih/kesyukuran kepada ibubapa datang selepas syukur kepada Allah s.w.t.. 'Logiklah' bahawa ucapan terima kasih/syukur ini pertama-tamanya buat Khaliq (pencipta). Selepas itu barulah diikuti pula buat makhluk yang didahului oleh ibu bapa yang tercinta.

Inilah yang diterangkan melalui ayat 14 surah Luqman yang bermaksud:

"Dan kami wasiatkan (perintahkan)kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapanya. Ibunya mengandungnya dengan menderita kelemahan di atas kelemahan dan menceraikan menyusu dalam 2 tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada ibu bapamu! Kepadaku tempat kembali"


Permasalahan Keempat:
                       
Luqman mendidik anaknya dengan mencegah anaknya dari mentaati ibubapa yang mendesak atau mengajak supaya mensyirikkan Allah s.w.t.dan segala macam perbuatan maksiat yang dilarang Allah s.w.t.

Akan tetapi sebagai anak,ibubapanya harus dilayani ,ditemani dan digauli dalam suasana yang penuh kebahagiaan dan kasih sayang. Anak juga harus melakukan kebaikan kepada mereka berdua seperti menjaga hal ehwal kewangan,menghormati dan berkhidmat kepada mereka.
Inilah yang diterangkan melalui ayat 15 surah Luqman yang bermaksud:

"Dan kalau keduanya memaksa engkau supaya mempersekutukan Aku, apa yang tiada engkau ketahui ,janganlah dituruti;dan pergaulilah keduanya di dunia ini dengan secara patut"


Permasalahan Kelima:
                       
Luqman menasihati anaknya agar melalui jalan yang dilalui oleh mereka yang kembali bertaut kepada Allah s.w.t.dengan keimanan, ketaatan dan meredah jalan yang lurus (jalan yang Allah s.w.t. anugerahkan nikmat kepada mereka).Bukan jalan yang dilalui oleh mereka yang dimurkai Allah s.w.t. dan mereka yang sesat!
                       
Mereka yang kembali kepada Allah s.w.t ini terdiri dari kalangan para Rasul, Nabi, orang benar dan sesiapa sahaja yang mengikuti mereka dengan keikhsanan dari kalangan orang mukmin.
Inilah yang diterangkan melalui ayat 15 surah Luqman yang bermaksud:

"Dan turutlah jalan orang yang kembali kepadaKu "


Permasalahan Keenam:

Luqman berpesan kepada anaknya supaya melakukan 'pemerhatian' tentang Hari Qiamat,urusan al- Qadha',pembalasan amalan serta melakukan pemerhatian terhadap segala arahan menyuruh dan meninggalkan sesuatu perkara di dalam menongkah arus dunia ini.

Inilah yang diterangkan melalui ayat 15 surah Luqman yang bermaksud:

"Nanti kamu akan kembali kepadaKu dan akan Aku beritakan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan"


Permasalahan Ketujuh:
                       
Luqman menerangkan kepada anaknya akan 'syumul'nya Ilmu Allah melewati ilmu manusia. Allah s.w.t. bebas melakukan apa sahaja tanpa ada halangan. Allah s.w.t. mendatangkan sesuatu yang diinginkanNya dari segenap tempat yang tak mampu dibuat oleh makhluk.
                       
Sesuatu kebaikan,kejahatan,kezaliman dan kesalahan yang diumpamakan seperti berat biji sawi walaupun tersembunyi jauh di dalam batu atau jauh berada di tempat yang tinggi seperti langit atau jauh berada di sedalam-dalam tempat seperti di dasar bumi akan didatangkan oleh Allah s.w.t. jua pada Hari Qiamat untuk dihisab / dihitung dan diberi ganjaran dosa atau pahala.

Inilah yang diterangkan melalui ayat 16 surah Luqman yang bermaksud:
"(Kata Luqman): Hai anakku! Sesungguhnya jika ada (amal engkau) seberat biji sawi dan ada (tesembunyi) dalam batu,di langit atau di bumi ,itu akan dikemukakan oleh Allah dan Allah itu Halus (mengerti hal-hal yang halus) dan Cukup Tahu"


Permasalahan Kelapan:
                       
Luqman menyuruh anaknya agar menunaikan solat/sembahyang kerana solat merupakan fardhu yang difardhukanNya melalui utusanNya di bumi( dari kalangan Nabi dan Rasul).
                       
Selepas manusia ditegah dari syirik dan ditakutkan dengaan Ilmu Allah dan QudratNya yang tak dapat ditandingi oleh sesiapa,datanglah arahan supaya beramal dengan amalan-amalan yang serasi dengan prinsip-prinsip Tauhid iaitu antaranya solat / bersembahyang. Solat adalah tiang agama. Dalil keimanan dan yakinnya hamba terhadap Ilahi. Jalan mendekatkan diri kepadaNya dan membantu mencegah kemungkaran, kekejian dan mensucikan diri.

Inilah yang diterangkan melalui ayat 17 surah Luqman yang bermaksud:
"Hai anakku! Dirikanlah solat/sembahyang "


Permasalahan Kesembilan:
                       
Luqman menyuruh anaknya berbuat yang ma'ruf / kebaikan dan mencegah kemungkaran. Ini menunjukkan kepada kita bahawa arahan supaya menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran dari 'tugasan' yang terkandung di dalam seruan Ilahi kepada Agama Islam semenjak dahulu lagi…

Inilah yang diterangkan melalui ayat 17 surah Luqman yang bermaksud:
"Suruhlah mengerjakan yang baik,cegahlah perbuatan yang buruk"


Permasalahan Kesepuluh:
                       
Luqman menasihatkan anaknya agar bersabar di atas segala perkara yang dibenci yang menimpa diri samada musibah itu datang dari Ilahi menguji diri,harta,suami isteri dan anak-anak. Atau musibah ini berpunca dari bertembungnya dengan masyarakat yang membenci pendakwah (pendakwah bersifat pembawa hidayat,pemberi ingatan ,pembaik pulih dan pelindung) apabila menyeru ke arah kebaikan dan mencegah kemungkaran dan apabila pendakwah mengajak manusia kepada Agama Allah iaitu Islam serta lain-lain bidang atau cabang-cabang kebaikan.

Dimulakan wasiat dengan arahan solat / bersembahyang dan ditamat dengan arahan supaya bersabar. Mengapa? Kerana solat tiang agama dan sabar merupakan asas kekalnya ketaatan sepanjang masa.

Secara jelas dapat difahami ,bahawa sabar menahan musibah ini tergolong di dalam 'perkara yang berhajat kepada kehendak yang kuat dari tahap keazaman'.

Inilah yang diterangkan melalui ayat 17 surah Luqman yang bermaksud:
"Dan berhati teguhlah menghadapi apa yang menimpa engkau;sesungguhnya (sikap) yang demikian itu masuk perintah yang sungguh-sungguh"



Permasalahan Kesebelas:
                       
Luqman menasihati anaknya agar jangan takabbur dengan apa-apa pergerakan sekalipun yang menunjukkan kesombongaan dan ketinggian diri di depan manusia.

Luqman berpesan agar jangan memaling muka apabila bercakap dengan manusia kerna ia menunjukkan sifat takabbur dan menghina(merendah-rendahkan seseorang). Jangan takabbur dan merendah-rendahkan seseorang. Jangan memaling muka,membantah atau membangkang tanpa usul periksa. Akan tetapi sentiasalah tawadhuk(merendahkan diri) ,berlembut,manis bicara,senang diajak berbicara,seronok diajak berbicara,riak muka yang gembira,seronok ,ramah dan menjadi pendengar yang baik.

Inilah yang diterangkan melalui ayat 18 surah Luqman yang bermaksud:
"Janganlah engkau memalingkan muka engkau dari manusia kerana kesombongan"



Permasalahan Kedua Belas:
                       
Luqman nasihati anaknya agar tidak berjalan di atas muka bumi ini dengan menampakkan keseronokan yang amat sangat hinggalah akhirnya keseronokan ini melebihi had di dalam pergerakannya ,membezakan kelakuannya dengan manusia lain kerana ia mengandungi ciri-ciri berlebih-lebihan atau jauh dari kesederhanaan .Dengan ciri ini orang yang gembira ini akan menjadi takabbur dan sombong yang melebihi had syara'.

Inilah yang diterangkan melalui ayat 18 surah Luqman yang bermaksud:
"Dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh!Sesungguhnya Allah tidak mencintai sekalian orang yang sombong dan membanggakan diri"



Permasalahan Ketiga Belas:

Luqman menasihati anaknya agar bersederhana dan sekata ketika berjalan. Tidak terlalu perlahan hingga menampakkan kemalasan, kelambatan yang amat sangat sehingga menampakkan diri lemah konon-kononnya ingin dikatakaan 'zuhud'. Tidak terlalu laju sehingga menonjolkan sikap berlebih-lebihan serta tidak peduli kepada suasana sekeliling.Oleh itu sikap sederhana dan sekata di antara lambat dan laju merupakan tanda / lambang seseorang itu tenang,beraqal dan diri yang cergas dan sihat.

Inilah yang diterangkan melalui ayat 19 surah Luqman yang bermaksud:
"Dan besederhanalah dalam berjalan"



Permasalahan Keempat Belas:(terakhir)

Luqman menasihati anaknya agar merendahkan suara dan mencukupi suaranya didengari mengikut hajat atau keperluan pendengar. Inilah antara adab bersuara dan bercakap untuk keperluan.Diterangkan dalam wasiat ini ,bahawa mengangkat suara tanpa hajat/keperluan merupakan perkara yang dikutuk ,dikecam ,tidak disukai dan buruk. Contoh yang akan diberikan dalam ayat berikut ini bahawa seburuk-buruk suara adalah suara himar / keldai kerana suara himar / keldai awalnya suara mengeluh dan akhirnya suara menguak /melalak.

Inilah yang diterangkan melalui ayat 19 surah Luqman yang bermaksud:
"Dan lembutkan lah suara engkau! Sesungguhnya suara yang amat buruk ialah suara himar"

Sumber:Kitab Tanbihul Ghafilin